Menakar Kebutuhan dan Produktivitas Karyawan

'Pengelola Usaha, tidak bisa seenaknya main atur saja, tanpa memeperhatikan nilai serta watak kemanusiaannya'



Perputaran roda perusahaan sangat dipengaruhi oleh peran manusia, termasuk mereka yang berperan sebagai tenaga kerja. Tidak ada perusahaan yang dapat beroperasi tanpa manusia. Tetapi, sesuai sifat manusiawinya, karyawan cenderung menjauhi pengedalian dan pengawasan.


Karena itu, pihak pengelola atau pimpinan perusahaan tidak bisa seenaknya main atur atau main awasi saja tanpa memperhatikan nilai serta watak kemanusiaannya.


Agar tujuan perusahaan tercapai, maka yang harus dijadikan objek pengendalian dan pengawasan jangan manusianya, tatapi lebih pada kegiatan atau pelaksanaan tugas yang dilakukannya. Dengan kata lain, kegiatan pengendalian itu dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak hakekat hubungan antar manusia yang sebenarnya.


Dilihat dari tujuan perusahaan, pengendalian karyawan diperlukan paling tidak dua hal utama. Pertama, membina kemampuan mereka bagi kepentingan operasional perusahaan. Kedua, membatasi biaya personalia perusahaan.


Setiap perusahaan pasti mempunyai berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan. Misalnya, proses produksi, penjualan, dan lain-lain. Untuk melaksanakan kegiatan itu, diperlukan sejumlah karyawan yang memadai.


Pengelolal harus tahu, berapa jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan, bagaimana batas-batas tuntutan kerja itu, dan berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan. Dia juga harus paham, apakah karyawan yang dimilikinya sudah mencukupi, baik dari segi jumlah maupun kemampuannya. Mekanisme pengendalian yang sederhana ini dimaksudkan untuk mendapatkan kemampuan yang memadai sekaligus membatasi biaya berdasarkan beban tugasnya.


Ambil contoh dalam bidang produksi. Harus jelas betul, apakan tenaga kerja sudah mencukupi untuk keperluan produksi yang diinginkan? Apakah jumlah yang ada cukup imbang dengan kapasitas produksinya?


Dalam penjualan, semua tenaga kerja termasuk penjaja dan agen penjualan, harus selalu dihubungkan dengan luas wilayah pemasaran, jumlah pelanggan potensial dan hasil kerja mereka.

Untuk mewujudkan hal itu, ada baiknya sejak semula pengelola, walaupun perusahaannya masih kecil, telah menggariskan kebijakan personalia yang mantap, meliputi:
  1. Pedoman kerja, standar kerja, jam kerja, dan lain-lain.
  2. Upah/gaji dan tunjangan lain yang jumlahnya minimal cukup untuk hidup wajar.
  3. Menetapkan persyaratan penerimaan tenaga kerja, sangsi, dan kenaikan pangkat.
  4. Memperhatikan ketentuan peraturan perburuhan seperti cuti, keselamatan kerja, dan lain-lain.
Kemudian untuk pengendalian yang efektif, diperlukan berbagai tindakan, yaitu: penentuan standar kerja, mengukur hasil kerja, menilai prestasi kerja dan mengendalikannya.
Penilaian prestasi kerja digunakan untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja tiap karyawan, yaitu membandingkan hasil kerja dengan standar yang telah ditentukan.


(WM/E166/ThX/2010)