Moment pergantian tahun sangat baik bagi pengusaha melakukan evaluasi terhadap perjalanan usahanya. Dari kegiatan ini bisa diketahui target-target apa saja yang tidak tercapai, kelemahan serta masalah yang dihadapi, dan sebagainya. Dengan begitu, pengusaha bisa melakukan perbaikan di tahun depan sekaligus merumuskan perencanaan secara lebih matang untuk menggapai prestasi usaha yang lebih baik.
Tapi sayang, banyak pengusaha "terutama yang memiliki perusahaan skala UKM" yang mengabaikan pentingnya kegiatan evaluasi itu. Terlebih kalau dia merasa bahwa kinerja usahanya selama tahun kemarin oke-oke saja.
Bahkan, pengusaha yang menghadapi kenyataan pahit pun seringkali tidak pernah berpikir soal pentingnya evaluasi. Misalnya, ketika dia melihat keuntungan yang diraih selama satu tahun ternyata cenderung merosot, langsung uring-uringan. Ujung-ujungnya, karyawan juga yang sering jadi korban. Untuk melampiaskan kekesalannya, si pengusaha lantas memarahi para karyawannya, menganggap mereka tidak becus bekerja.
Apakah setelah kemarahan ditumpahkan kepada karyawan lantas tahun depan keuntungan perusahaan dengan sendirinya bakal naik lagi? Tidak juga. Malah bisa saja terjadi sebaliknya. Karena sakit hati, karyawan kerjanya jadi ogah-ogahan. Sebagian malah memilih keluar. Akibatnya, gerak roda perusahaan bisa terganggu.
Memang, bisa saja besar penurunan perolehan itu disebabkan oleh kinerja karyawan yang mulai loyo. Tapi, tetap saja harus dicari penyebabnya, mengapa karyawan bersikap demikian.
Di luar itu, tidak juga tertutup kemungkinan biang kerok turunnya laba adalah perilaku si pengusaha sendiri. Misalnya, karena sudah merasa menjadi bos, gaya hidupnya "disesuaikan" menjadi lebih boros. Gemar mengumpulkan dan mentraktir kawan-kawannya dengan menggunakan fasilitas bahkan uang perusahaan. Padahal tidak ada hubungannya dengan bisnis. Bisa juga ketika volume penjualan mengalami penurunan, si pengusaha tidak segera mengambil lengkap tepat berupa penghematan di bagian tertentu untuk menekan biaya.
Jika selama tahun kemarin laba perusahaan menurun, seorang pengusaha jangan langsung panik dan menyemprotkan amarah ke sana kemari. Tidak ada gunanya. Lebih baik melakukan evaluasi untuk mencari di mana letak masalah sebenarnya, sekaligus merumuskan cara pembenahannya.
Jangan lupa, libatkan karyawan dalam kegiatan evaluasi itu. Sebab, bagaimana pun, merekalah yang berkutat dengan pekerjaan sehari-hari sehingga bisa lebih paham dengan masalah yang dihadapinya. Keterlibatan karyawan, bisa menumbuhkan tanggung jawab besar dari mereka karena merasa benar-benar merupakan bagian dari perusahaan.
Tentu saja, kegiatan evaluasi juga penting buat perusahaan yang tidak mengalami masalah. Jangan mentang-mentang kinerja perusahaan lancar-lancar saja lantas merasa tidak perlu evaluasi segala. Sebab, hasil evaluasi itu bukan cuma untuk mencari titik lemah tetapi juga penting untuk menyusun langkah-langkah pengembangan.
Nah, rumusan langkah pengembangan itulah yang kemudian dijadikan sebagai bahan penting buat menyusun perencanaan di tahun depan. Untuk memudahkan evaluasi, perusahaan harus sudah menerapkan sistem pembukuan yang baik, walaupun sederhana. Di samping tentang laporan keuangan, penting juga untuk mencatat order dan belanja bahan baku. Dari laporan keuangan, kita bisa melihat arus keluar masuknya dana dan keadaan modal, selain itu bisa dengan mudah mengetahui jenis produk mana yang banyak diminati sehingga di tahun mendatang perlu ditingkatkan. Demi8kian juga dengan catatan belanja yang bisa menjadi acuan untuk melakukan efisiensi.
Evaluasi merupakan kebutuhan penting untuk mengembangkan usaha. Dari situ, kita bisa melakukan banyak hal, termasuk inovasi produk sesuai tuntutan pasar. Evaluasi merupakan kredit point untuk maju yang diperlukan untuk penyegaran usaha.
(WM/E152/ThVIII)