Menghitung Keuntungan Usaha

Setiap pengusaha pasti mempunyai falsafah usaha sendiri-sendiri yang berpengaruh pada perolehan keuntungan yang ditargetkan. Falsafah apa yang Anda anut?

Sebagai pengusaha anda pasti berharap agar perusahaan anda bisa bertahan dan berkembang dalam segala situasi perekonomian. Untuk mewujudkan harapan itu, harus diusahakan agar perkembangan perusahaan senantiasa selaras dengan perkembangan masyarakat, konsumen, teknologi dan situasi lain-lain di sekitar usaha. Perkembangan ini menuntut perusahaan untuk ikut berkembang. Perkembangan perusahaan hanya mungkin bila dalam kegiatannya menghasilkan keuntungan.

Lagipula tidak bisa diingkari lagi, tujuan akhir perusahaan adalah keuntungan. Tingkat keuntungan yang berhasil diraih sering dijadikan ukuran keberhasilan. Keuntungan juga menunjukkan betapa efektifnya sumber daya yang digunakan. Selain itu, keuntungan dapat merangsang pemilik untuk menambah modal lebih besar lagi. Dengan keuntungan yang diperoleh, pengelola akan dapat melakukan penyempurnaan mutu, pengembangan teknologi dan pelayanan lebih bagus kepada konsumen. Dengan keuntungan pula usaha dapat diperluas, produksi diperbanyak sehingga konsumen akan memperoleh jaminan mutu, jumlah, dan harga yang memuaskan.

Lantas, bagaimana dan berapa besar keuntungan itu diperoleh? Ini bisa tergantung falsafah yang dianut pengusaha. Secara umum, ada tiga falsafah usaha yang mempengaruhi perolehan keuntungan.

Pertama, memperoleh keuntungan setinggi-tingginya (falsafah maksimalisasi). Pengusaha yang menganut falsafah ini, selalu terdorong untuk bekerja keras. Tetapi, kalau dorongan itu terlalu kuat pengusaha bisa tergoda untuk melanggar etika usaha dan menghalalkan segala cara demi mencapai keuntungan. Ini tidak dapat dibenarkan. Dalam mengejar keuntungan dianjurkan untuk selalu ingat pada etika usaha.

Kedua, falsafah optimalisasi. Di sini pengusaha berupaya mengejar keuntungan tinggi, tetapi tidak harus setinggi-tingginya. Semua kepentingan yang terkait dalam usaha termasuk konsumen, masyarakat, lingkungan hidup dan juga negara, perekonomian nasional dan sebagainya, dia perhatikan. Jika falsafah ini digunakan, maka akan dapat diperoleh suatu tindakan perjuangan yang wajar, yaitu keuntungan yang kecil dulu untuk memikat konsumen. Selanjutnya, seiring dengan meningkatnya konsumen dalam jangka waktu panjang, akan diperoleh peningkatan keuntungan yang semakin besar.

Ketiga, adalah falsafah ala kadarnya. Pengusaha penganut falsafah ini ditandai dengan sikap apa adanya. Yang penting usaha tetap berjalan terus, asal ada keuntungan, berapapun besarnya. Bahkan, tingkat keuntungan tidak dinaikkan meskipun peluang itu sudah di depan mata.

Namun, apapun falsafah yang dianut, setiap pengusaha perlu merencanakan keuntungan. Soal besar kecilnya, tergantung pada falsafah yang dianut tadi. Apakah falsafah maksimalisasi dengan konsekuensi sanggup membanting tulang, atau falsafah optimalisasi, yaitu dengan mengingat situasi dan kondisi, ataukah falsafah nrimo yaitu asal ada untung.

Rencana keuntungan dapat diperkirakan dari selisih antara perkiraan hasil penjualan, dengan seluruh biaya yang dikeluarkan. Bagi usaha yang cukup mantap, biasanya keuntungan sekitar 25% sampai 30% sudah cukup layak. Keuntungan juga dapat direncanakan dengan melihat daya keuntungan yang diinginkan untuk mendapatkan kembali investasi yang ditanamnya.


CALCULATING BUSINESS PROVITS

Every employer must have a philosophy of his own efforts that affect the targeted profitability.
What philosophy do you profess?

As an entrepreneur you must expect that your company can survive and thrive in any economic situation. To realize that hope, you have to try to make the company's growth is always in harmony with the development of community, consumer, technology and other circumstances surrounding the business. This development requires the company to grow as well.The company's growth is possible if the company's activity is profitable.

Moreover, it can not be denied that the ultimate goal of a company is profit. The level of profit achieved is often used as benchmarks for success. Benefits also show how effective does the use of resources. In addition, profits can stimulate the owner to raise capital even further. By their profits, managers will be able to make improvements in quality, technology development and better services to consumers.By profits also business can be expanded, production scaled is improved so the consumers will get a guarantee of quality, quantity, and a satisfactory price.

So, how and how much profit was earned?
It could depend on a philosophy which is held by the entrepreneur. In general, there are three philosophies that affect business profitability.

First, get the highest profits (philosophy of maximizing). Employers who embrace this philosophy is always motivated to work hard.However, if the motivation is too strong, the entrepreneur may be tempted to violate the ethics of business and justifies any means to achieve profit. This is not acceptable. In earning profits, it is recommended to always remember in business ethics.

Second, optimization philosophy. Here, entrepreneurs seek high profits, but not necessarily highest.
He notices all relevant interests in the business, including consumer, community, environment and also the state, national economy and so on. If this philosophy is used, it will be able to obtain a reasonable action, a little benefits to attract consumers. Furthermore, with the increase of consumers in the long run, it will increase greater profits.

Third, is a rudimentary philosophy. Entrepreneur adherents of this philosophy is marked with an attitude as it is. The important thing is the business keeps going from a profit no matter how much it is. In fact, the level of profit is not increased although the opportunity was already in sight.

However, whatever the philosophy which is adopted, every entrepreneur needs to plan for profits.
The size of profits whether much or few, depends on the philosophy espoused earlier. Whether the philosophy of maximizing with the consequences to be a hard worker, or the philosophy of optimization, by considering the situation and conditions, or the philosophy as it is as long as profitable.

Beneficial plan can be estimated from the difference between the estimated sales results with all costs incurred. For a steady business, gaining about 25% to 30% is quite feasible. Benefits can also be planned to see the desired benefits to recover the planted investment.


(WM/ E141/ ThVIII/ 0108)