Perilaku Negatif Mempengaruhi Produktifitas

Seseorang yang mempunyai pola pikir negatif, cenderung berperilaku negatif pula. Ada yang  memberi istilah semacam itu sebagai "penyakit sosial". Kondisi ini bisa terjadi di mana-mana, termasuk juga bisa menimpa orang atau karyawan yang ada di lingkungan sebuah perusahaan.

Jika keberadaan orang seperti ini di biarkan, bisa meracuni orang lain, yang pada gilirannya akan mempengaruhi produktifitas karyawan di perusahaan tersebut.
Untuk mengantisipasinya, perlu memahami beberapa ciri seseorang yang terkena penyakit sosial tersebut sebagai berikut:
  1. Banyak menciptakan dan menunjukkan masalah, tapi dirinya sendiri tidak memberikan solusi. Bahkan ia justru kerap membuat masalah menjadi semakin rumit.
  2. Sulit bekerja sama dengan orang lain. Kalau ada dalam sebuah tim, ia lebih banyak menyusahkan dari pada memberi kontribusi bagi tim. Akhirnya justru energi tim lebih banyak di habiskan untuk mengurusinya.
  3. Memberikan kontribusi yang minimal. Ia biasa menggunakan perhitungan yang pelit. Waktu ,tenaga maupun uang yang dikeluarkan bagi perusahaan, dimanfaatkan semaksimal mungkin, dengan perhitungan hingga sekecil-kecilnya. Tidak ada istilah lebih. Ia baru bergerak jika ada insentif dan keuntungan.
  4. Banyak mengeluh dan mengambil sikap negatif tatkala diberikan tantangan yang lebih. Ia selalu berusaha menolak tugas tambahan dengan berbagai dalih.
  5. Tidak pernah bersyukur. Ia hanya memikirkan bahwa dirinya telah melakukan tugas bagi perusahaan. Tidak ada kesadaran padanya untuk bersyukur dan berterimakasih kepada perusahaan yang mempekerjakannya. Akibatnya ia banyak menyia-nyiakan waktu, uang maupun sumberdaya lain yang dimiliki perusahaan.
  6. Tidak mau repot. Ia bekerja dengan kontribusi yang minimal. Selalu mencari hal yang gampangan, tidak mau repot dan bersusah payah.
  7. Memiliki kesadaran kualitas yang rendah. Tidak peduli dengan mutu produk ataupun servis yang ia berikan.Meski sebenarnya dirinya mengerti ada cara yang lebih baik untuk mengerjakan sesuatu.
  8. Sering kali bersikap emosional, tidak bisa membedakan antara personal dengan masalah pekerjaan. Akibatnya jika dirinya merasa tersinggung atau tidak suka, ataupun dalam situasi tidak mood, maka seluruh kualitas kerjanya terganggu.
  9. Tidak mau belajar untuk mengembangkan dirinya. Terkadang merasa dirinya sudah tidak mampu belajar, tidak punya hasrat mengembangkan diri atau merasa dirinya telah pintar dalam berbagai bidang pekerjaannya. Padahal tanpa disadari, sebenarnya ia masih terbelakang dan makin tertinggal.
  10. Suka dengan berita-berita negatif, dan cenderung menyebarkan gosip ketimbang berita-berita dan kabar positif dan semangat kerja.
(WM/E165/ThX/2010)